Skip to main content

Kapan Waktu yang Tepat Lakukan Vaksin HPV dan Papsmear?

Jakarta - Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada leher rahim akibat Human Papilloma Virus (HPV). Tak heran banyak wanita yang dihantui perasaan cemas akan kesehatan miss V-nya. Tenang, ternyata dengan melakukan vaksinasi dan skrining atau papsmear secara rutin para wanita dapat bernafas lega. Tetapi melakukan vaksinasi atau papsmear tidak sembarangan lho. 

Ada waktu yang tepat untuk memaksimalkannya. Dr dr Junita Indarti, SpOG(K) dokter kandungan di RSCM menginformasikan bahwa vaksinasi HPV sebaiknya dilakukan sejak umur 10-55 tahun. "Hal ini untuk memberikan pencegahan sebelum melakukan kontak seksual," terangnya. Hal ini disampaikannya dalam acara bincang sehat 'Kartini Peduli Kanker Serviks' di RSCM Kencana lantai 5, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4/2013). dr Junita menambahkan papsmear atau skrining sebaiknya dilakukan 3 tahun setelah melakukan kontak seksual.

"Bukan hanya setelah menikah ya, ini yang sering salah ditanyakan. Yang benar adalah 3 tahun setelah melakukan kontak seksual pertama kali," tambahnya. Namun, jika Anda telah melakukan vaksinasi HPV tetapi belum menikah dalam kurun waktu beberapa tahun tak jadi masalah. "Misalnya saat berumur 26 tahun sudah vaksin, nikahnya baru di usia 28 atau 30an tak jadi masalah," kata dr Junita meyakinkan. Vaksinasi HPV harus dilakukan sebanyak 3 kali. 

"Kalau Bivalen itu rentangnya 0,1,6. Kalau Quadrivalen 0,2,6. 0 (nol) adalah saat datang pertama kali, lalu 1 atau 2 bulan kemudian, dan 6 bulan selanjutnya," jelas dr Junita. Kanker serviks dapat dipicu beberapa faktor. Faktor risiko tersebut yaitu berganti-ganti pasangan seksual, rendahnya imunitas, merokok, memiliki lebih dari 4 anak, serta tidak pernah melakukan skrining atau pemeriksan. Nah, cegahlah kanker serviks sejak dini dengan melakukan vaksinasi HPV. Dan rutinlah melakukan pemeriksaan untuk mendapatkan hasil dan penanganan yang tepat.

Sumber: detik.com

Mau Daftar Vaksin Papsmear? Klik DISINI

Comments

Popular posts from this blog

Rapid Test Antigen Bikin Bingung: Positif Vs Reaktif, Bedanya Apa Sih?

  Rapid Test Antigen Bikin Bingung: Positif Vs Reaktif, Bedanya Apa Sih? Jakarta - Ada banyak istilah seputar COVID-19 yang bikin bingung, termasuk soal hasil  rapid test antigen . Di beberapa tempat, hasilnya dinyatakan sebagai 'positif' atau 'negatif' dan di tempat lain disebut 'reaktif' atau 'nonreaktif'. Selama ini, hasil 'positif' atau 'negatif' didapatkan dari tes PCR ( polymerase chain reaction ) atau PCR swab. Sementara itu, hasil 'reaktif' atau 'nonreaktif' didapat dari rapid test, dalam hal ini adalah rapid test antibodi atau serologi. Kalau rapid test antigen, positif atau reaktif? Negatif atau nonreaktif? Rapid test antigen ini memang unik. Berbeda dengan rapid test pada umumnya yang mendeteksi antibodi atau jejak respons imun, jenis tes ini mendeteksi antigen yang merupakan protein yang disandi oleh genetik virusnya sendiri. Karenanya, hasilnya lebih mirip tes PCR. Pengambilan sampelnya pun mirip PCR, yakni me...